Recent Post



Tidak Ada Peraturan Yang Mengikat, Relawan PMI Tidak Boleh Masuk Partai.

Ketua PMI Kota Bukittinggi ,Chairunnas.

Bukittinggi BN-News_ Tidak ada peraturan yang mengikat  relawan PMI tidak boleh masuk Partai,  jika relawan ada keinginan maju untuk menjadi calon legislatif, tidak ada halangan bagi mereka,  hal tersebut di sampaikan oleh ketua PMI Bukittinggi Chairunnas, saat di temui di Bukittinggi pada hari Kamis (01/06/2023) siang. 

Ketua PMI lembaga sosial kemanusiaan, Palang Merah Indonesia (PMI) kota Bukittinggi, Chairunnas saat di wawancarai mengatakan, dalam aturan AD ART yang ada di organisasi atau lembaga, memang tidak ada aturan yang mengikat tidak boleh masuk ke partai politik, jadi relawan tidak ada halangan jika berkeinginan untuk maju mencalonkan diri menjadi legislatif.

Seperti sekarang ini ada 3 orang relawan  yang tergabung di lembaga sosial kemanusiaan PMI kota Bukittinggi yang akan maju di pileg 2024 mendatang, diantaranya "Saya sendiri, buk Yossi, dan buk Veni Oktaviani" ucap Chairunnas.

"Kami nanti akan maju di dapil berbeda, saya di dapil Guguak Panjang, buk Yossi di Dapil MKS, dan buk Veni Oktaviani di dapil ABTB, kami maju dari partai Gerindra", ujarnya.

Berhubung karena ketua PMI Bukittinggi merupakan pendatang baru masuk ke dunia politik, calon menjadi anggota legislatif, ketika di konfirmasi, terkait pemilihan yang saat ini hangat di perbincangan di dunia politik, yaitu pemilihan tertutup dan terbuka. 

Chairunnas, menanggapai hal tersebut, sekarang masih menunggu. walaupun kita kader baru dari partai Gerindra, masalah pemilu, apapun diputuskan oleh mahkamah konstitusi, kita harus menerima kondisi itu, terbuka maupun tertutup semuanya ada aturan yang berlaku, ucapnya.

Partai pasti tidak mau menjadi kadernya jadi bulan-bulanan tidak dihargai ketika berada di parlemen, dan dia akan memilih orang-orang yang menurut partai pantas jadi legislatif, partai tentu akan melihat kader partainya yang duduk itu, akan di pilih yang terbaik, ujarnya.

Jadi kenapa jika pemilihan tertutup maupun terbuka kita harus ribut, program yang sangat salah sekali kita meributka, apakah kapasitas kita punya, belum tentu harus mencari orang-orang yang betul-betul, partai  memutuskan bukan satu orang.

Kadang jika diadu orang yang punya duit dengan yang punya intelijensinya belum tau yang punya duit intelijensinya tinggi, dan juga sebaliknya, jadi jangan jangan dikira terbuka itu bagus dan jangan kira tertutup itu tidak bagus, ada efek positifnya, ucap Chairunnas.

"Saya orang baru di partai, kalau popularitas rasanya sudah ada, yang tinggal untuk menaikkan elektabilitas aja lagi" sambungnya.

Jadi pendapat saya jika pemilu tertutup partai punya marwah dan ini memberikan efek positif kepada legislatif. Kecuali eksekutif, eksekutif silahkan terbuka masyarakat bisa memilih siapa pemimpinnya, tapi kalu legislatif ini judulnya pengawasan, orang yang di pilih oleh rakyat untuk pengawasan roda pemerintah yang di jalankan oleh eksekutif.

"Masalah dana pokir semua anggota DPRD punya pokir, jangan di handalkan dana pokir, pemikiran kita sebagai anggota legislatif kepada masyarakat mana? apa yang diperbuat di masyarakat, namun kalau menyalurkan dana pokir, itu dana negara yang harus di salurkan kepada rakyat, semua anggota legislatif semuanya dapat, kok" ucap Chairunnas.

Dari sananya timbul ide kami, beberapa orang yang selama ini berjuang di lembaga sosial kemanusiaan timbul pemikiran untuk maju menjadi calon legislatif, kalau di masyarakat apa yang telah di lakukan PMI sudah dirasakan oleh masyarakat, namun jika ada diantara kami nanti duduk di pileg 2024 tentu akan lebih kuat lagi PMI, karena sudah ada power di legislatif.

Perlu juga disampaikan "bantuan sosial akan disalurkan tanpa pandang bulu, tidak memandang fisik, agama, ras, dan kebudayaan, siapa saja, PMI siap membantu " ungkap Chairunnas ***

Pewarta :stm

Posting Komentar

0 Komentar