TSOlTfzlGpdoGUGlTpzlTUOiTd==

Turun Mandi,Tradisi Syukur Atas Kelahiran Seorang Anak

Prosesi adat turun mandi sebagai wujud rasa syukur atas kelahiran anak (foto : ist)

BUKITTINGGI, baritonagarinews.com -Tradisi turun mandi adalah upacara adat masyarakat Minangkabau yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran seorang anak.  Upacara ini dilakukan dengan membawa bayi ke sungai atau sumber air lainnya untuk dimandikan. Tradisi ini memiliki makna simbolis yang dalam, seperti memperkenalkan bayi pada alam, mempererat tali silaturahmi, dan sebagai wujud syukur kepada Tuhan. 

Makna Tradisi Turun Mandi:
  • Rasa Syukur:
    Turun mandi adalah cara masyarakat Minangkabau mengekspresikan rasa syukur atas karunia kelahiran seorang anak. 
  • Memperkenalkan Alam:
    Upacara ini juga bertujuan untuk memperkenalkan bayi pada lingkungan sekitarnya dan alam, dengan harapan bayi kelak dapat hidup selaras dengan alam. 
  • Mempererat Silaturahmi:
    Tradisi ini melibatkan keluarga besar dan masyarakat sekitar, memperkuat hubungan sosial dan tali persaudaraan. 
  • Nilai-nilai Positif:
    Terdapat nilai-nilai positif yang terkandung dalam tradisi ini, seperti keberanian, kesuksesan, kemandirian, dan kedermawanan
  • Pelestarian Budaya:
    Turun mandi juga merupakan upaya untuk melestarikan budaya Minangkabau yang kaya akan nilai-nilai luhur. 
  • Prosesi Tradisi Turun Mandi:
  1. 1. Persiapan:
    Keluarga bayi, terutama dari pihak ayah (bako), mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, seperti makanan, perlengkapan mandi, dan alat-alat upacara. 
  2. 2. Pelaksanaan:
    Upacara dilakukan di sungai atau sumber air lainnya. Bayi dan ibunya akan dimandikan, dan dilanjutkan dengan doa bersama. 
  3. 3. Perlengkapan:
    Beberapa perlengkapan yang digunakan dalam upacara ini antara lain:
    • Batiah Bareh Badulang: Nasi yang digoreng, dibagikan kepada anak-anak yang ikut dalam upacara.
    • Sigi Kain Buruak (Obor): Obor yang terbuat dari kain bekas, melambangkan penerang bagi bayi kelak. 
    • Tangguak (Jaring Ikan): Digunakan saat mandi, melambangkan harapan agar bayi kelak sukses dalam segala bidang. 
    • Kelapa Bertunas: Melambangkan kemandirian dan harapan agar bayi kelak tidak bergantung pada orang lain.4. Doa dan Harapan:
  4. Rangkaian terakhir dari tradisi ini adalah doa bersama, yang berisi harapan agar bayi tumbuh sehat, kuat, dan menjadi anak yang berguna bagi keluarga, masyarakat, dan agamanya.Meskipun ada perbedaan dalam pelaksanaan tradisi ini di berbagai daerah Minangkabau, makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap sama, yaitu sebagai wujud syukur, pelestarian budaya, dan mempererat tali silaturahmi*** Redaksi

Komentar0

Type above and press Enter to search.