AGAM,baritonagarinews.com — H.Aristo Munandar, mantan Bupati Agam dua periode ( 2000-2010 ) yang saat ini menjabat Ketua PMI Sumatera Barat resmi menyandang gelar Datuak Bagindo Kayo, pengulu suku Koto, Kanagarian Lambah, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam dalam prosesi resmi yang dihadiri berbagai tokoh penting negeri ini.
Prosesi sakral malewakan gala adat Datuak Bagindo Kayo yang disandang H.Aristo Munandar digelar di Medan Nan Bapaneh Pasukuan Koto, di Jorong Koto Hilalang, Nagari Lambah, Minggu, (6/7), bertepatan dengan 10 Muharram 1447 Hijriah, hari Asyura itu mendapat perhatian luas dari banyak kalangan.
Pasalnya, H.Aristo Munandar Dt.Bagindo Kayo, selain dikenal sebagai mantan Bupati Agam yang dekat dengan semua kalangan itu, sosok ini juga dikenal gigih dalam mendorong terealisasinya Nagari Madani, tidak hanya di kabupaten Agam sesuai visi Agam Madani yang hingga saat ini dipertahankan, tapi juga di Sumatera Barat, saat yang bersangkutan menjabat anggota DPRD Sumbar, masalah adat, agama di nagari menjadi perhatian khusus dalam aktivitas hariannya.
Rangkaian kegiatan prosesi melewakan gala kebesaran Datuak Bagindo Kayo yang disandang H.Aristo Munandar bersama panungkek (wakil-red) Dedi Damrudi yang menyandang gelar Datuak Gindo Rajo, terlihat hadir berbagai tokoh penting daerah ini, diantaranya Gubernur Mahyeldi Ansharull Dt.Marajo, Ketua LKAAM Sumbar Prof.Dr.H.Fauzi Bahar Dt. Nan Sati, Bupati Agam H.Beni Warlis Dt.Tan Batuah, Bupati Sijunjuang Beni Dwifa Yuswir,anggota DPRD Sumbar yang juga mantan Bupati Agam dua periode H.Indracatri Dt.Malako nan Putiah, H.Nofrizon, Wakil Ketua DPRD Agam Aderia dan para pejabat daerah lain.
Dalam sambutannya, Gubernur Sumbar H.Mahyeldi Ansharullah Dt.Marajo menyebut seorang pengulu memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam adat Minangkabau, “ sebagai pemegang kedudukan yang tinggi dalam kaum, pengulu memiliki tanggungjawab yang berat dan besar terhadap anak kemenakan dan kaumnya.Pangulu harus menjadi suri tauladan yang baik dalam masyarakat, “sebutnya.
Bupati Agam Beni Warlis yang hadir saat itu mengapresiasi kegiatan batagak pangulu tersebut. Menurutnya momen ini menjadi langkah besar untuk kembali membangkitkan tradisi, yang sudah lama tidak terlaksana di Nagari Lambah.
“Ini merupakan kegiatan akbar sebagai upaya mambangkik batang tarandam. Sudah lama di Nagari Lambah tidak batagak pangulu, kini dipelopori bapak Aristo Munandar Dt Bagindo Kayo,” ujarnya.
Dia berharap, setelah Suku Koto mengangkat pangulu, ke depan nagari-nagari lain di Kabupaten Agam juga turut menggairahkan kembali tradisi batagak pangulu, sebagai bagian dari pelestarian adat dan budaya Minangkabau.
Menurutnya, gelar pangulu bukan sekadar simbol adat, melainkan sebuah kehormatan, kepercayaan sekaligus tanggung jawab besar dalam memimpin dan membina anak kemenakan serta kaum.
“Gelar ini sarat makna, karena berasal dari kearifan budaya lokal yang sakral. Gelar pangulu diharapkan mampu membangkitkan kepercayaan diri para pemangku adat untuk berkiprah, tidak hanya di lingkungan Minangkabau tetapi juga di tingkat nasional,” tambahnya.
Dengan resmi mengemban gelar Datuak Bagindo Kayo, Aristo Munandar diharapkan menjadi sosok yang mampu menjembatani nilai-nilai adat dengan dinamika perkembangan zaman, serta terus menginspirasi generasi muda untuk menjaga warisan budaya Minangkabau.
Pengukuhan dan malewakan gala Datuak Bagindo Kayo yang disandang H.Aristo Munandar berjalan sakral, diawali dengan arak-arakan rombongan pengulu yang dilewakan menuju medan nan bapaneh, dilanjutkan dengan prosesi pengukuhan secara adat dilanjutkan dengan alek kebesaran adat, yang mendapat perhatian luas di Nagari Lambah, karena sudah cukup lama di Nagari tersebut tidak digelar upacara pengukuhan dan melewakan gelar adat kebesaran
Pewarta : Jon Indra
Sumber: kaba12.com
Komentar0