Recent Post



Jangan Pernah Terjadi Titipan disaat PPDB

Kepala SMA Swasta Pembangunan E.Eddy Mulyono S.Pd

BARITONAGARI.COM(BNC) BUKITTINGGI _
Sekolah Negeri dan swasta merupakan sekolah yang sama-sama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, tidak ada bedanya, cuma yang bedaab Negeri dan swasta saja yang membedakan, kalau materi yang yang diajarkan kepada peserta anak didik itu semuanya sama jelas Kepala SMA Swasta Pembangunan Kota Bukittinggi E.Eddy Mulyono pada hari Jum'at (18/6) 

Dengan demikian sebaiknya sekolah swasta di dalam PPDB sebaiknya dilibatkan, memang saat ini sekolah swasta belum ada yang mendaftar, tentu sekarang para orang tua akan mendaftarkan anaknya ke sekolah negeri dulu,  Siswa di sekolah swasta akan terisi apabila penerimaan sekolah negeri sudah selesai.

Kondisi seperti ini selalu terjadi setiap tahun. Siswa baru mendaftar ke sekolah swasta setelah penerimaan di sekolah negeri selesai jelas Eddy.

“ Kalau sekarang, belum ada yang mendaftar. Seperti biasanya, setelah sekolah negeri, baru bermunculan siswa yang mendaftar ke sekolah swasta ,” ujar Kepala SMA Swasta Pembangunan Bukittinggi E. Eddy Mulyono lagi.

Lanjut Eddy Mulyono jika diperhatikan, alangkah sebaiknya sekolah swasta itu dilibatkan dalam PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru).

“Salah satunya dengan sistem rayonisasi juga boleh, sistem zonasi juga boleh seperti penerimaan siswa baru di sekolah negeri," jelasnya.

Jika berdasarkan rayonisasi maupun zonasi, setuju atau tidak setuju orang tua akan menerima. Kemudian, bagaimana sekolah swasta ini mengemas atau mempersiapkan masalah tersebut pungkasnya.

"Hal ini harus dipersiapkan dalam penerimaan peserta didik baru seperti yang telah dijalankan dua tahun lalu. Jadi, pembagiannya itu rata. Jika tidak diterima di sekolah negeri, siswa tersebut juga dibagi dengan zonasi sehingga sekolah negeri dan swasta bisa imbang. Sama-sama menerima murid," terang Eddy lagi.

Menurut Eddy, kalau sistem ini dilaksanakan sangat bagus.“ Namun, apabila sistem yang lama disisipkan memakai surat wasiat “tolong diterima ya” atau istilahnya titipan, lebih baik sekolah swasta gulung tikar saja," tegas Eddy.

Dalam menyikapi hal tersebut, Dinas Pendidikan baik kota maupun provinsi harus menyikapi hal tersebut supaya jangan ada yang namanya titipan dan terapkan sistem zonasi.

“Maka, sekolah swasta akan terus bangkit untuk memajukan anak bangsa ini. Siswa yang tidak diterima di negeri namun masih bisa tetap menimba ilmu pendidikan atau melanjutkan sekolahnya,”ungkapnya.

Siswa yang bersekolah di negeri dan swasta nanti akan seimbang. Jika sudah dibagi dari provinsi, orang tua akan terima. Sistem pembelajaran di sekolah swasta hampir sama dengan negeri.

“Hal ini bisa kita lihat di SMA Swasta Pembangunan ini. Apa pembelajaran yang diajarkan di negeri, juga kita terapkan hal yang sama. Jadi, pembelajaran sekolah negeri dengan swasta tidak ada bedanya,”terangnya lagi.

Sejak pandemi Covid-19, pembelajaran tetap mematuhi protokol kesehatan dan jadwalnya sesuai aturan prokes. Apabila situasi Bukittinggi agak rawan, sekolah memakai sistem daring, jika berada di Zona Oranye, kita tetap melakukan tatap muka, karena belajar tatap muka ini sangat besar perbedaannya dengan pelajaran melalui daring" pungkas kepala sekolah SMAS Pembangunan Eddy Mulyono (BN2)

Posting Komentar

0 Komentar