Recent Post



PETI Dikawasan Hutan Lindung di Nagari Sungai Abu Terendus Beroperasi, Peritah Presiden Prabowo Rerkesan Diabaikan

SOLOK, baritonagarinews.com -Tambang emas ilegal di Nagari Sungai Abu, Kabupaten Solok, Sumatera Barat ditenggarai kembali beroperasi. 

Aktifitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang dimaksud tersebut juga tidak luput juga menjadi sorotan sejumlah media saat ini. 

Namun sejauh ini aktifitas tersebut tetap beroperasi diduga ada pihak - pihak yang secara sengaja ekplotasi hutan lindung untuk mengeruk berkilo - kilo emas mencari keuntungan dalam memperkaya diri sendiri atau kelompok. 

Beraktifitasnya PETI dikawasan hutan lindung tentunya juga tak luput adanya dugaan  keterlibatan sejumlah oknum  yang menjadi pembeking. 

Keberanian itupulah yang menjadi gambaran bahwa pembeking tentunya  punya kuasa yang cukup kuat hingga punya keberanian menantang perintah presiden Prabowo tutup tambang dan tangkap pembeking beberapa waktu lalu pasca penembakan polisi tembak polisi di Solok Selatan yang diduga dipicu menyangkut tambang ilegal. 

' Kalau penegak hukum ikut jadi pemain bagaimana mau bicara penegakan hukum bisa berjalan di negara hukum ini ' Sebagaimana pameo yang sudah lazim kita dengar dinegeri yang dijuluki negeri kanoha. 

Sebagaimana diketahui, tambang emas di Nagari Sungai Abu terletak di pedalaman area kawasan hutan lindung itu sudah cukup lama dikeruk dan sampai saat ini masih menjadi magnet dan surga bagi para mafia tambang. 

Lokasi PETI mengambil butiran emas berkilo -kilo emas yang dieksplotasi dari perut bumi dilakukan mengunakan alat berat sejenis eskavator. 

Tak terkomfirmasi lagi, berapa jumlah alat berat yang kini beraktifitas di pedalaman hutan lindung yang jarak tempuh yang berkilo-kilo dan medan yang dilalui cukup berat tersebut. 

Tak hanya alat berat, luas kerusakan hutan akibat beraktifitas PETI tersebut juga belum ada data resmi yang dipublish baik dalam bentuk penelitian atau inveatigasi resmi dari negara. 

Namun Informasi yang diperoleh dari beberapa sumber jumlah alat berat yang tersebar dikawasan hutan lindung tersebut tak tanggung-tangung tidak kurang dari 30 alat berat tersebar beraktifitas di dalam hutan lindung bersama ratusan orang penambang. 

Jauh dan beratnya medan kelokasi aktifitas tambang, sejauh ini hanya dapat terpantau dari pergerakan aktifitas buruh gendong kebutuhan tambang seperti solar dan pasokan kebutuhan lainnya bagi penambang. 

Terkait aktifitas PETI,  warga setempat yang dicoba untuk komfirmasi untuk mendalami tambang, hampir rata - rata memilih bungkam untuk bicara. 

Hal ini pun dirasakan berangkat dari pengalaman awak media ketika meliput evakuasi dalam musibah longsor di area tambang akhir September tahun 2024 lalu. 

Dalam peristiwa tanah longsor di lokasi tambang yang menarik perhatian publik secara nasional itu, menewaskan 13 orang dan sejumlah korban lainnya mengalami luka-luka.

 (Tim Redaksi)

Posting Komentar

0 Komentar