Recent Post



KTT G20 dan Optimisme Indonesia Emas 2045

                     Dona Amelia, SE, M.Si 

Bukittinggi BN-News_Indonesia telah berhasil dan sukses melaksanakan tugas sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi G20 tahun 2022 yang dilaksanakan di Hotel Apurva Kempinski, Bali pada tanggal 15-16 November 2022. KTT ini ini dihadiri oleh 17 kepala negara, termasuk Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat.

Tiga Kepala Negara yang berhalangan hadir pada perhelatan akbar tingkat dunia yakni Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Brasil Jair Bolsonaro dan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador.

G20 sendiri merupakan forum Kerjasama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20 merepresentasikan kurang lebih 60% penduduk bumi, 75% perdagangan internasional, dan 80% PDB dunia. G20 berdiri pada tahun 1999 atas inisiasi negara-negara G7 untuk mengatasi krisis di Asia, Rusia dan Amerika Latin. Agenda utama dari G20 adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif.

Prestasi yang ditorehkan Indonesia sebagai presidensi G20 adalah disahkannya G20 Bali Leaders Declaration. Terdapat 17 poin-poin utama dalam kesepakatan ini. Tentunya yang menjadi sorotan utama selama pertemuan ini berlangsung terkait dengan perang Rusia-Ukraina yang terjadi sejak akhir Februari 2022.

Dampak yang paling dirasakan dengan peristiwa tersebut adalah ketidakstabilan geopolitik dan melambungnya harga komoditas pangan dan energi ke tingkat harga yang tinggi. Para pemimpin dunia dalam pertemuan itu juga membahas dengan serius bagaimana perang Rusia-Ukraina juga membawa risiko terhadap stabilis keuangan global.

Isu-isu penting lain yang dibahas dalam deklarasi pemimpin G20 mencakup isu lingkungan, perubahan iklim, perpajakan, target Sustainable Development Goals (SDGs), krisis energi dan pangan serta peran penting bank sentral dalam menjaga stabilitas moneter dan menekan laju inflasi. Terkait dengan isu moneter, presidensi G20 ini juga mendiskusikan kondisi empiris yang dihadapi yakni melemahnya mata uang-negara-negara G20 terhadap dollar.

KTT G20 Bali tidak hanya dihadiri oleh kepakla negara dari 20 anggota G20, tetapi juga dihadiri oleh working group dan engagement group yang memberikan dedikasi dan kontribusi pemikiranm gagasan, terobosan bagi Presidensi G20 Indonesia. Perwakilan lembaga internasional yang hadir di KTT G20 Bali diantaranya Presiden Komisi Eropa, Chairman World Economic Forum, Presiden Islamic Development Bank, Director International Labour Organization dan banyak lagi. Kurang lebih peserta dari KTT G20 berjumlah 1500 peserta dari berbagai dunia dan berbagai lembaga.

Lalu, bagaimana keterkaitan G20 Bali Leaders Declaration tersebut dengan Visi Indonesia Emas 2022 ? Pada tahun 2019, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menyusun sebuah dokumen negara yang sangat bersejarah untuk masa depan Indonesia.

Dokumen tersebut adalah Visi Indonesia 2045. Pencapaian Visi Indonesia 2045 tersebut melalui empat pilar yaitu pembangunan manusia , ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan serta pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan.

Sebelum kita melihat mimpi besar dari bangsa Indonesia untuk tahun 2045. Berikut ini sekilas proyeksi kondisi global yang terjadi di dunia pada tahun 2045. Penduduk bumi diperkirakan pada tahun tersebut sekitar 9,45 milyar jiwa. Sebanyak 55 % dari populasi dunia tersebut tinggal di Asia. Emerging Economies menyebabkan pada tahun 2045 perkotaan lebih banyak dihuni, diperkirakan 65 % daerah perkotaan akan dihuni populasi dunia. 

Kontribusi dari emerging economies terhadap output global sebesar 71 % dengan Asia sebagai negara-negara pendorong utama sebesar 54 %. Selanjutnya pada tahun tersebut, sebanyak 81 % penduduk bumi akan berada pada posisi pendapatan middle and upper income level. 

Jumlah terbanyak penduduk dengan kategori middle and upper income level berada di kawasan Asia dan Afrika. Secara geopolitik, Cina akan mendominasi kawasan-kawasan strategis.

Terlepas dari optimisme diatas, tahun 2045 juga terdapat sejumlah isu-isu strategis yang mengkhawatirkan banyak pihak. Persaingan sumber daya alam adalah salah satu isu utama. Sebagai benua yang paling banyak ketersediaan sumber daya alam, kawasan Asia dan Afrika akan menjadi sentral tarik menarik atas persaingan terhadap sumber daya alam . Isu strategis berikutnya adalah perubahan iklim. 

Menurut proyeksi pemanasan global akan mendorong kejadian ekstrem ataupun perubahan ekstrim jangka panjang. Sekiranya tidak ada tindakan preventif yang berkesinambungan, akan terjadi kenaikan rata-rata suhu global 3-3,5 derajat Celsius pada akhir abad ini.

Salah satu langkah strategis untuk meraih Visi Indonesia Emas 2045 dengan Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Target rata-rata lama sekolah meningkat menjadi 12 tahun pada tahun 2045.

Angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi mencapai 60 persen dan angkatan kerja lulusan pendidikan SMA sederajat dan PT mencapai 90 persen pada tahun 2045. Peningkatan pendidikan vokasi dan penyelarasan pengembangan ilmu di perguruan tinggi diarahkan untuk menjawab perubahan struktur ekonomi dengan ditopang oleh kemitraan tiga pihak (pemerintah, perguruan tinggi, dan industri) yang kuat.Tenaga kerja terampil dengan keahlian khusus dan penguasaan bahasa asing menjadi kebutuhan dalam pasar kerja yang kompetitif.

Di bidang kesehatan tahun 2045 ditargetkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat Indonesia semakin baik dengan ratarata usia harapan hidup mencapai 75,5 tahun. Penyakit HIV/AIDS, Tubercolosis, dan penyakit tidak menular lainnya menurun. 

Malaria tereliminasi di seluruh kabupaten/kota dan balita stunting menurun menjadi 5 persen. Sumbangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan ditingkatkan.

Pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan (R&D) ditingkatkan dari 0,1 persen PDB (2013) menjadi 1,5-2 persen PDB (2045) yang berasal dari swasta, pemerintah, pendidikan tinggi, dan lembaga nonprofit.
Penguatan Iptek disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dengan mengembangkan teknologi sendiri (indigenous technology) yang didukung oleh SDM Iptek (peneliti dan perekayasa).

Kolaborasi triple-helix antara perguruan tinggi, swasta, dan pemerintah melembaga dalam setiap proses hilirisasi dan komersialisasi hasil penelitian.

Indonesia akan mengambil peran sebagai salah satu pusat pengembangan Iptek di kawasan Asia dan dunia, terutama dalam bidang kemaritiman, biodiversitas, teknologi material, serta kebencanaan dan mitigasi bencana.

Hal yang paling krusial dalam visi Indonesia Emas 2045 adalah pemerataan pembangunan. Kesenjangan Pendapatan dan Kemiskinan terus diupayakan berkurang. Kebijakan redistribusi dan inklusif ditingkatkan agar menjangkau semua kelompok masyarakat.

Program Afirmasi terus didorong terutama ke daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi seperti di KTI. Rasio Gini diperkirakan turun ke tingkat ideal sebesar 0,34 pada tahun 2035 dan selanjutnya berada pada rentang yang berkelanjutan. Indonesia terbebas dari kemiskinan akut pada tahun 2045. Recover Together, Recover Stronger (***)

Penulis : Dona Amelia, SE, M.Si (Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Ekonomi Universitas Andalas)

Posting Komentar

0 Komentar