Recent Post



Tingkatkan Hasil Tanaman Jahe Gajah, Babinsa Bantu Perawatan Dan Pemantauan Secara Rutin.

SOLOK, BN-News-Kopda Miko Saputra Babinsa Koramil 12/Sangir Kodim 0309/Solok, bersama masyarakat melaksanakan kegiatan Program Pemberdayaan Prajurit dan Masyarakat Produktif dibidang pertanian,  yaitu penanaman Jahe Gajah. 

Penanaman jahe yang ditanaman dengan luas lahan 20 x 20 Meter di Nagari Bidar Alam, Kec. Sangir Jujuan, Kab. Solok Selatan, Minggu (24/07/22). 

Jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe) merupakan salah satu klon jahe gajah yang dikembang di Indonesia. Jahe gajah banyak diburu oleh eksportit maupun importir, namun ketersediaan jahe gajah hingga saat ini masih terbatas.

Usaha jahe gajah memiliki keuntungan tersendiri seperti produksi per hektar lebih tinggi dibandingkan produksi klon jahe gajah lainnya, harga rimpangnya lebih mahal, peluang pasar terbuka lebar baik dalam dan luar negeri, dan pendapatan yang diterima lebih tinggi.

Seperti yang dilakukan Babinsa Kec. Sangir Jujuan, Kopda Miko Saputra melaksanakan kegiatan pembersihan rumput di gang-gang jahe gajah dan perawatan yang dilaksanakan secara rutin, supaya hasil yang dicapai bisa maksimal.

Dengan perkembangan tanaman ini sudah memasuki umur lebih kurang 19 Minggu dari proses pengolahan sampai dengan proses perawatan tanaman sekarang ini. 
Babinsa juga menyarankan kepada petani untuk melakukan pemupukan jahe gajah dengan menggunakan pupuk organik padat. Pupuk organik padat diperlukan karena banyak mengandung N, P, K, S, dan Mg yang bermanfaaat memperbanyak anakan dan rimpang, sedangkan kascing digunakan karena mengandung unsur hara mikro dan hormon auksin untuk memicu pertumbuhan tanaman, terutama dibagian pertunasan," ucap Babinsa. 

Lanjutnya, penggunaan pupuk organik cair juga dianjurkan untuk memperkuat daun dan batang tanaman jahe sehingga proses fotosintesis berjalan lancar.

Dalam bercocok tanam gangguan yang disebabkan oleh OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) mungkin pasti akan sering terjadi pada setiap tanaman. Maka dapat dilakukan dengan penggunaan pestisida nabati berbahan dasar sirih yang mengandung antibiotik untuk mengendalikan penyakit busuk rimpang.

"Selain pestisida nabati, abu dapur sebanyak 150 gram/lubang tanam juga efektif dalam menurunkan intensitas penyakit layu pada tanaman gajah dan menguatkan sel tanaman karena mengandung P dan K," katanya. 

Semoga dengan adanya kerja sama antara aparat teritorial dan masyarakat petani yang berada di wilayah binaan saling bisa berbagi informasi juga membantu dalam bercocok tanam sehingga terwujudnya swasembada pangan yang kokoh dan dapat meningkatkan perekonomian warga setempat," pungkas Kopda Miko Saputra.(PENDIM0309). 

Posting Komentar

0 Komentar