Hal ini diungkapkan Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, dalam keterangan persnya menjelaskan, peningkatan status Marapi itu didasarkan pada evaluasi data-data aktivitasnya beberapa hari belakangan.
"Secara umum, aktivitas Gunung Marapi mengalami peningkatan. Dengan demikian, erupsi atau letusan dapat terjadi sewaktu-waktu, sebagai bentuk pelepasan dan akumulasi energi," katanya.
Dikatakanya, erupsi dapat terjadi semakin intensif dengan jangkauan lontaran material letusan yang semakin jauh, bila pasokan magma dan gas dari kedalaman meningkat dan berlanjut.
Tingkat aktivitas Gunung Marapi diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) sejak tanggal 1 Juli 2024 pukul 15.00 WIB, setelah sebelumnya dinaikkan sejak Januari 2024.
Pada 3 Desember 2023, Gunung Marapi erupsi dengan ketinggian kolom abu mencapai 3.000 meter dari puncak kawah. Puluhan pendaki meninggal dan luka-luka.
Musibah tidak berhenti hingga di situ, pada Mei 2024 beberapa kawasan dilanda banjir lahar dingin yang menyebabkan banyak korban meninggal. Batusangkar sempat terisolasi dari arah Padang Panjang dan Ombilin, karena terputusnya akses jalan provinsi.
Sedangkan jalan nasional Padang Panjang-Padang di Lembah Anai dan Padang Panjang-Bukittinggi di Kelok Lubuak Antu juga terputus. Jalan di Lembah Anai hingga kini masih dalam pengerjaan dan belum pulih 100 persen.***
Pewarta : jon indra
0 Komentar