BUKITTINGGI, baritonagarinews.com - Dengan berapi rapi seorang pasangan calon (Paslon) Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias mengeluarkan kata kata yang menggores dan melukai kinerja insan pers kota Jam Gadang itu
Ucapan itu membuat insan pers yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Bukittinggi meradang dan meminta yang bersangkutan meminta maaf didepan publik seperti ucapan yang juga dia sampaikan di depan umum.
Dalam ucapanya, Ramlan mencontohkan bengkalai Sekolah Dasar (SD) 08 Jangkak Bukittinggi pasca kebakaran. Kurun waktu 5 tahun terkahir tidak pernah dibangun, namun wartawan diam dan tidak mampu menulis siswa yang belajar disebuah MDA Syukra.
“Mana ada di Indonesia proses belajar mengajar sebuah sekolah menumpang, di Mushola ”, ujar Ramlan.
Ucapan Ramlan itu didampingi calon Wakil Wali Kota Ibnu Azis sesaat usai ia menandatangani berkas calon Walikota Bukittinggi priode 2024 – 2029 diruang Konfrensi Pers KPU Bukittinggi, Kamis 29/8-2028.
Ditengah orasi Ramlan Nurmatias yang berapi rapi itu. Oknum anggota DPRD Bukittinggi Ibra Yaser menimpali ucapan Ramlan. “Wartawan Lah Tamakan Abuak”, artinya wartawan Bukittinggi sudah termakan rambut,"
Tidak hanya itu, Ramlan juga menyentil soal wartawan yang digaji Pemerintah kota Bukittinggi Rp. 1 juta setiap bulanya.
Anehnya dalam orasi itu, Ramlan tidak lagi memilah profesi wartawan, ia sudah melibatkan seluruh jurnalis terkontaminasi oleh Pemerintah Kota Bukittinggi.
Salah seorang wartawan Bukitinggi Jon Indra menyesalkan sikap dan ucapan calon walikota dan oknum anggota DPRD Bukitinggi itu apalagi Ramlan jua seorang pemangku adat.
"Pikia palito hati, pikiakan satiok nan ka dikatokan tapi usah katokan sado nan tapikia ( pikir itu pelita hati, pikirkan setiap yang akan dikatakan tapi jangan sampaikan semua yang terpikir-red).
Raso dibaok naik, pareso dibaok turun
"Sebab jika hati orang terluka karena ucapan kita, sulit untuk disembuhkan" katanya
Menurut Jon Indra tidak ada hak Ramlan untuk mengatur wartawan akan menulis berita apa apalagi menyebut nyebut wartawan digaji pemko.
"Tidak ada wartawan itu digaji oleh pemko namun yang ada kerjasama pemko dengan pihak perusahaan media untuk publikasi pemerintahanya." sambung Jon Indra
Dia meminta yang bersangkutan dalam hal ini Paslon Walikota Ramlan Nurmatias dan Oknum Anggota DPRD Ibra Yaser mengklarifikasi ucapanya dan meminta maaf didepan umum.
"Kacau sajo kopi kito surang surang, kopi urang jan dikacau pulo (Urus saja kerja kita jangan urus kerja orang lain," tegas Jon Indra mengakhiri .
Insan Pers sangat menyesalkan sikap oknum calon Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, yang membuly wartawan secara terbuka. Didepan umum lagi”, ujar sejumlah rekan wartawan di Sekretariat PWI Bukittinggi, Jumat 30/8-2024.
Dipimpin Ketua PWI Kota Bukitinggi Ichwan Salim. Para jurnalis kota Bukittinggi sepakat untuk melakukan klarifikasi dengan oknum Calon Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias atas pernyataannya didepan umum.
“Harus ... harus, segera dilakukan klarifikasi”, ujar Ketua PWI Bukittinggi.
Pewarta : 007/008
0 Komentar