Afril Dona Erizal (memakai jaket hitam di tengah) penggerak pupuk kompos organik kabupaten Limapuluh Kota. |
Limapuluh Kota, BN-News - Walaupun dalam suasana duka akibat bencana alam yang melanda nagari Bukit Limbuku sejak beberapa hari lalu, namun masyarakat sangat antusias sekali mengikuti pelatihan pembuatan pupuk Kompos Organik yang diadakan oleh Pemerintah nagari Bukik Limbuku selama dua hari, dimulai pada Senin sampai Selasa, 13 - 14 Mei 2024 yang bertempat di kantor wali nagari Bukik Limbuku kecamatan Harau kabupaten Limapuluh Kota.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, akibat intensitas hujan yang cukup tinggi, sejumlah nagari di kabupaten Limapuluh Kota dilanda banjir dan longsor pada Ahad malam, 12 Mei 2024. Diantara yang terdampak banjir adalah nagari Tarantang, nagari Harau, nagari Taram, jorong Ayia Putiah di nagari Sarilamak kecamatan Harau, dan di kecamatan Suliki (mudiak). Terdapat pula longsor di beberapa ruas jalan di nagari Sarilamak kecamatan Harau sampai ke Koto Alam kecamatan Pangkalan. Wali nagari Bukik Limbuku Dodi mengatakan sekitar 75 persen lahan pertanian di nagari Bukik Limbuku terendam banjir, ratusan hektar lahan pertanian hancur yang mengakibatkan kerugian miliaran rupiah.
Afril Dona Erizal (kiri) memberi materi pelatihan pembuatan pupuk Kompos Organik bersama wali nagari Bukik Limbuku Dodi (tengah) dan ketua Bamus (kanan) |
30 orang peserta yang berlatar belakang sebagai petani penggarap utusan dari beberapa kelompok tani dan perwakilan pemuda dari tiap-tiap jorong hadir dengan penuh semangat mengikuti pelatihan sejak pagi sampai Zuhur selama dua hari yang dipandu oleh Afril Dona Erizal, yaitu salah seorang penggerak pupuk kompos organik kabupaten Limapuluh Kota dari kelompok UMKM Sarilamak Kemilau.
Diantara materi pelatihan yang dibahas adalah mengenai 1). Cara pembuatan Pupuk Kompos Organik dengan kultivator bahteri Trichoderma, 2). Membuat Biang bahteri Trichoderma. dan 3). Pembuatan POC (Pupuk Organik Cair).
Pelaihan pembuatan pupuk organik |
Saat ditemui awak media di kantornya pada Selasa siang (14/5/2024) wali nagari Bukik Limbuku Dodi mengatakan "Sengaja kami menganggarkan dana desa ini dalam pembuatan pupuk kompos ini, bagi kami ini sangat berguna bagi pribadi masing-masing peserta, kemudian setelah pelatihan ini diharapkan para peserta bisa membuat kelompok dan mempraktekkan ilmu yang sudah diberikan itu di lahan masing-masing. Narasumber kita Afril Dona Erizal memang luar biasa beliau menyampaikan materi, ibarat pepatah minang, penjahit saja jatuh kedengaran, begitu seriusnya peserta mendengarkan materi tersebut. Cara penyampaiannya sederhana, mudah dicerna, saya tidak menyangka beliau sehebat ini. Beliau ini kan Sumando kita, dulu ketika tinggal disini belum seperti ini, tapi sekarang sudah hebat sekali" ungkap wali nagari Dodi apa adanya.
Sedangkan Afril Dona Erizal kepada awak media menyampaikan "Pupuk organik yang dimaksud adalah yang berbahan dasar dari alam kemudian dijadikan pupuk yang bermanfaat bagi tanaman, kita mengajarkan ini tujuannya adalah supaya masyarakat kita bisa mandiri, terlepas dari ketergantungan, bisa memproduksi pupuk sendiri." katanya.
Tidak puas hanya dua hari, para peserta meminta kembali Afril Dona Erizal untuk membimbing mereka dalam mengaplikasikan keterampilan membuat pupuk tersebut step by step tanggal 20 Mei pekan depan, bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas).
"Karena puas, dan rasa ingin tahu cukup tinggi, para peserta ingin dipandu lagi setelah kegiatan ini untuk lebih mendalami tentang pengaplikasian pembuatan pupuk kompos Trichederma, dan ada juga yang ingin dipandu secara private sampai bisa." tambah Afril Dona Erizal.
"Kesulitan yang dialami masyarakat membuat mereka semakin terjaga dari ketertindasan yang diakibatkan oleh perkembangan zaman. Ketergantungan terhadap pupuk kimia, tidak memiliki daya tawar terhadap hasil panen hingga tidak memiliki kekuatan dalam memberdayakan dirinya sendiri, meskipun sebenarnya mereka bisa melakukannya." terrangnya.
"Di beberapa nagari di daerah kita, ketergantungan terhadap pupuk kimia ini telah menjadi akar kemiskinan, yang semula didapatkan dari subsidi-subsidi pemerintah sampai akhirnya sulit mendapatkannya karena mahal dan terbatas. Subsidi pupuk semakin membuat petani terjerumus dengan pola pikir yang bergantung, padahal dalam sejarah masyarakat kita bertani ya bagaimana berinteraksi dengan alam. Prinsip berinteraksi dengan alam ini hendaknya menjadi urat nadi dalam pengembangan pertanian di nagari-nagari kita." tukuk bapak tiga orang anak ini.
Nagari Bukit Limbuku adalah salah satu nagari (desa) yang berada di kecamatan Harau, kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Nagari Bukik Limbuku terdiri dari 3 jorong yaitu Jorong Pintu Koto, Jorong Koto Malintang dan jorong Koto Panjaringan.
Berada di kecamatan yang menjadi pusat Ibu Kota Kabupaten (IKK) Limapuluh Kota, Bukik Limbuku menjadi salah satu nagari yang masih terus berjuang untuk membenahi infrastrukturnya. Salah satu yang menjadi harapan Bukik Limbuku adalah jalan lingkar nagari. Rasa kekeluargaan yang masih kental, menjadi kekuatan bagi warga nagari berpenduduk 1.474 jiwa tersebut.
Nagari yang diapit oleh sungai ini membentang dengan luas 4 kilometer persegi ini, kata wali nagari Dodi akan terus bersinergi dan menyesuaikan arah kebijakan dengan arah kebijakan pemerintah kabupaten, mengembangkan sektor pertanian, pariwisata dan menyusun langkah strategis yang sejalan dengan Limapuluh Kota Madani.
Pewarta: F. Malin Parmato
0 Komentar