Pada saat itu ia menyampaikan, mengapa keluar dari partai Gerindra, karena ia sudah tidak nyaman, pada saat melihat dari fakta dan realita dengan adanya baliho yang dikeluarkan oleh DPC Partai Gerindra Kota Bukittinggi itu dengan kalimat “Selamat datang bapak Prabowo di Ranah Minang yang terpampang di Kota Bukittinggi.”
"Pada saat itu bapak Prabowo tujuannya ke Tanah Datar, tetapi yang menjadi masalah adalah foto saya tidak ada sebagai Fraksi Gerindra di dalamnya yang terpasang tersebut, dengan dasar itu bertambahlah hati ini sudah tidak enak dan tidak nyaman, memang sebelumnya sudah banyak penekanan kepada pribadi saya, karena saya masih menghargai partai yang sudah saya besarkan sejak puluhan tahun lalu, sekarang power kita tidak ada, karena bukan sebagai ketua partai, jadi tentu saya diam", ucap Heman Sofyan.
"Mundurnya saya dari partai Gerinda, memang benar, karena telah saya sampaikan ke DPP, karena saya tidak nyaman lagi, saat ini yang menyakitkan, dengan baliho tersebut saya dilecehkan, karena saya masih orang Gerindra saat itu, dan saya tidak terima, karena ini harga diri saya, apa yang selama ini kita buat untuk partai, dan sudah banyak yang saya Korbankan, uang saya habis, tenaga saya habis, waktu saya habis, umur saya habis untuk itu, nyatanya ini yang saya terima, memang ini tidak manusiawi",ucap Herman Sofyan.
Dengan hal tersebut sampai saat ini dan pokir saya sampai saat ini di tahan-tahan, tapi ini tidak ada hubungannya, dana pokir itu hak rakyat yang harus disalurkan, kenapa saat ini masih belum di realisasikan, pada hal kegiatan dan siapa orangnya yang akan menerima sudah jelas, datanya sudah dimasukkan sesuai SKPD masing-masing, ucap Herman.
Terpisah, Sekretaris DPC Gerindra Reki Afrino, saat di konfirmasi mengatakan, "mekanisme keluarnya bapak Herman Sofyan dari partai Gerindra, itu sudah sesuai aturan yang ada, karena Ia yang mundur dari partai, bukan partai mengeluarkan" ujarnya.
Dan proses mundurnya sudah melalui alur yang berlaku di kepartaian Gerindra sendiri, jika di tinjau kembali kebelakang, beliau telah memasang spanduk yang di dalam fotonya itu yang bukan dari partai Gerindra, dari partai lain, dan itu sudah menyebar di berbagai titik, jadi memang tidak di Gerindra lagi, jadi untuk apa lagi, kata Reki.
Terkait soal PAW, memang sudah di ajukan namun sekarang sedang proses, namun pengganti tentu dari no urut berikutnya, berdasarkan urutan dari jumlah suara itu ada, Herman Sofyan, setelah itu ada, Eril Anwar, lalu seterusnya Yazid, tetapi yang masuk adalah Yazid, ucap Reki.
Kenapa tidak Eril Anwar, "Pak Eril Anwar ini sudah dikeluarkan status kader beliau dari partai Gerindra., ada terkait AD/RT yang dilanggarkan, dan juga ia mengusung yang bukan kader dari partai Gerindra, terkait pemberhentian saudara Eril Anwar semua surat-suratnya sudah lengkap, kemudian soal dana pokir bukan ranah kita", pungkas Reki Afrino.***
Pewarta :stm
0 Komentar