Recent Post



Akademi Farmasi Dwifarma Bukittinggi Bakal Menjadi Sekolah Tinggi Kesehatan dan Sains

Bukittinggi BN-News_Akademi Farmasi Dwifarma Bukittinggi bakal menjadi Sekolah Tinggi  Kesehatan dan Sains, demikian disampaikan oleh Direktur Akademi Dwi Farma Bukittinggi, Dra. Hj. Ainun Naim, M.Farm, Apt, didampingi kepala Bidang Administrasi Akademik Kemahasiswaan. (Ka.BAAK), Fitri Rahayu, Amd. Farm, pada hari Selasa (31/10/2023) di ruang kerjanya.

Perubahan ini akan mengubah Akademi Farmasi menjadi Sekolah Tinggi Kesehatan dan Sains dengan dua jurusan, yaitu kimia terapan dan obat tradisional, serta membuka jurusan S1 kesehatan. Jurusan D3 Farmasi akan tetap ada, fokus pada sains yang mengarah ke IT.

Mereka telah mengajukan persyaratan ke LLDikti untuk menambah lokal, yang akan menambah 3 kelas dan 3 ruang laboratorium. Saat ini, Akademi Farmasi Dwifarma memiliki total 12 laboratorium dan 8 kelas, dengan sekitar 500 siswa dari mahasiswa D3 Farmasi.
Akademi Farmasi Dwifarma dikenal sebagai yang terbaik dalam jumlah peminat terbanyak di wilayah LLDiktiX. Untuk tahun 2023, jumlah mahasiswa baru mereka mencapai hingga 10 kali lipat dari perguruan tinggi sejenis lainnya.

Sementara itu, kepala Bidang Administrasi Akademik Kemahasiswaan. (Ka.BAAK), Fitri Rahayu, Amd. Farm menambahakan, pada tanggal (28/10/2023), Akademi Farmasi Dwifarma melaksanakan wisuda ke-XX di Istana Bunghatta Novotel Bukittinggi dengan 119 lulusan, termasuk 21 laki-laki dan 98 perempuan. 

Lanjutnya, total alumni Akademi Farmasi Dwifarma Bukittinggi saat ini sudah mencapai 1.471 orang yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri, dengan laki-laki sebanyak 230 orang dan perempuan sebanyak 1.241 orang.

Wisuda kemarin juga mengakui 3 lulusan yang meraih pujian, yaitu Nabila Dhiyaul Auliyah dengan IPK 3,72, Cicilia Ariani dengan IPK 3,70, dan satu lagi di raih oleh Dina Ade Septiani dengan IPK juga 3,70, ucapnya.

Mahasiswa kita berasal dari dalam provinsi Sumatera barat dan juga dari luar provinsi Sumatera Barat, dan paling banyak dari Riau, tutur Fitri Rahayu.

Kemudian untuk para lulusan dari Akademi Faramasi Dwifarama Bukittinggi, 80 persen sudah bekerja, baik di instansi pemerintah maupun swasta, dan yang 20 persen lagi ada yang terkait hal lain dan juga ada yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, pungkasnya.***

Pewarta :stm

Posting Komentar

0 Komentar