Recent Post



Jingga Batik, Edukasi 100 orang Siswa UM Sumatera Barat.

Bukittinggi BN-News_ Jingga Batik, Edukasi 100 orang siswa dan siswi Fakultas Hukum Bukittinggi dari UM Sumatera Barat, pada hari Jumat (7/7/2023), bertempat di lokasi produksi Jingga Batik, tepatnya di Jalan By Pass Simpang Jalan Lakuang, Pulai Anak Air, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan (MKS) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.

Pelatihan diberikan pada saat itu, terkait membatik dan juga kewirausahaan, karena di jingga batik bukan sekedar membatik saja namun juga di ajarkan kewirausaan, di fakultas hukum juga ada pembelajaran di bidang kewirausahaan, 

"lebih kurang 100 orang sudah semester akhir yang ikut kemaren itu dibawah bimbingan Dosen buk Dewi Angraini, semoga menjadi pengalaman baru bagi mereka", ungkap Dhea Nurul Fitri, Instruktur belajar membatik saat di temui di Jingga Batik pada hari Sabtu (8/7/2023) sore.

Pelatihan kemaren sudah yang ketiga kali, sebelumnya juga sudah dilakukan, dari Fakultas Pariwisata, dari Fakultas Hukum kemaren, sudah yang kedua kalinya, ucap Dea.

"kita sudah bekerja sama dengan UM Sumatera Barat, satu lagi mata kuliahnya ada tentang kewirausahaan, jadi mereka mencari tentang kewirausahaan di lapangan yang unik, ternyata ada Jingga Batik" sambung Dea.
Lanjut, Dea "Dengan pelatihan kemaren mereka lebih terbuka pikirannya, Karena setelah kuliah itu kan banyak tempat kerja, tapi tidak semua bisa menampung lulusan baru atau fresh graduate, jadi setidaknya walaupun mereka tidak bisa bekerja di tempat orang, tapi mereka bisa buat usaha sendiri, dimana mereka bisa rekrut orang lain untuk bekerja", ujarnya.

Pelatihan kemaren itu baru sampai desain sama membatik tidak sampai mewarnai, karena itu beda paketnya. Namun hasil dari pelatihan saat itu sudah ada yang bagus, ada yang setengah bagus, tapi semuanya sudah bisa dikatakan bagus, karena mereka antusias dalam belajar membatik, mereka penasaran membatik itu apa, "alhamdulillahnya dasarnya mereka sudah mendekati bisa semuanya"

Namun untuk lanjutan sampai 100% itu sampai bisa mandiri sendiri mungkin dengan secara sendiri-sendiri, karena waktunya belajar membatik ini panjang, sampai mahir bisa memakan waktu hingga satu tahun, harus sering di latih, jadi belajar membatik itu tidak bisa instan, maka batik itu harganya mahal, namun uangnya banyak, tutur Dea yang di dampingi orang tuanya Endang Supatmi.
Sementara itu, Endang Supatmi, orang tua dari Dhea Nurul Fitri, yang merupakan penggagas Jingga Batik, mengatakan,
dalam dunia industri terutama terkait dengan dunia seni dan sastra , termasuk batik adalah seni di atas kain adalah memiliki hak cipta yang merupakan kekayaan intelektual, ujarnya.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan seni dan sastra begitu pesat memerlukan peningkatan perlindungan dan jaminan hukum bagi pencipta atau pemegang hak cipta.

" Hak Cipta itu mahal harganya, jangan kita menyalahgunakan nanti, jika menyalah gunakan hak cipta, nanti akan terjerat dengan Hukum, karena telah melanggar Hak Cipta" pungkas Endang ***

Pewarta :stm


.

Posting Komentar

0 Komentar