Kampung Sarugo merupakan desa wisata binaan Fakultas Pariwisata Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) sejak tahun 2019 yang lalu, Daerah ini merupakan suatu perkampungan terpencil yang terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota itu, jauh dari pusat Kota dan bahkan daerah tersebut Tak tersedia sinyal telepon, walaupun WIFI sudah ada, namun hal tersebut juga tak maksimal.
Tepatnya pada 31 Agustus 2021 kemaren genap 2 Tahun Kampung Sarugo binaan UM Sumatera Barat, dengan demikian, ibarat Kacang tidak akan lupa dengan kulitnya, hal ini lah yang dilakukan oleh ketua Pokdarwis Kampung Sarugo Rici Candra beserta Wakil ketua Zil Basariko didampingi Koordinator destinasi Wisata Kampung Sarugo Musri pada malam Rabu (8/9), lakukan silraturahmi UM Sumatera Barat diterima oleh Wakil Rektor II Moch Abdi bersama salah seorang dosen Eddi Novra, dalam rangka mempererat silraturahmi supaya jangan terputus.
Pada kesempatan itu, Ketua Pokdarwis Rici Candra mengatakan, dengan perjuangan panjang UM Sumatera Barat yang di perkasai oleh Dekan Fakultas Pariwisata Pada saat itu Moch Abdi bersama tim dari Kampus.
Dengan perjuangan tersebut, kampung Sarugo yang terletak di Jorong Sungai Dadok, Nagari Koto Tinggi , Kecamatan Gunung Omeh, Limapuluh Kota dahulu terkenal daerah terpencil saat ini sudah terkenal ke kanca dunia dengan nama Kampung Seribu Gonjong atau disebut dengan populernya kampung Sarugo terangnya.
Bahkan pada tahun 2020 kemaren kampung ini masuk dominasi Kampung Adat terpopuler dalam Anugerah Pesona Indonesia (API), kami bersama masyarakat sangat bangga dengan yang dilakukan oleh fakultas Pariwisata dibawah UM Sumatera Barat ini.
Lanjut Rici, saat ini kampung Sarugo sudah banyak di kunjungi wisatawan baik lokal maupun manca negara, perekonomian masyarakat pun saat ini sudah jauh meningkat dari sebelumnya, seperti panen jeruk, saat ini jeruk sudah bisa dibeli oleh pengunjung dengan harga pasaran, secara sendirinya perekonomian penduduk akan terangkat, namun tak kalahnya sekarang dikampung tersebut juga sudah ada beberapa jasa penginapan seperti Homestay, hal ini telah menambah suatu objek penghasilan untuk meningkatkan perekonomian masyakarat pungkasnya, kami mengucapkan terima kasih kepada UM Sumatera Barat yang telah melakukan semua ini terhadap perkembangan kampung Sarugo kedepannya.
Sementara itu Dosen UM Sumatera Barat Eddi Novra yang juga salah seorang dari Fakultas Pariwisata di UM Sumatera Barat yamg juga tim penggagas menciptakan kampung Sarugo megatakan pada malam itu bahwasanya Masyarakat kampung Sarugo, sangat menjunjung tinggi nilai budaya. Mereka disiplin, ramah dan religius.
Di setiap sendi kehidupan, adat Minangkabau selalu dikedepankan, hal ini membuat daya tarik dan nilai jual bagi kita untuk mengembangakan sebagai objek wisata pada saat itu.
Kemudian suasana kampung yang asri serta suasana angin dari bebukitan yang mebuat kesejukan, hal ini akan mendatangkan nuansa damai yang tak ditemukan mungkin di tempat lain oleh pengunjung nantinya jelas Eddi.
Satu lagi nilai jual kampung ini merupakan daerah penting semasa PDRI, Syafruddin Prawiranegara beserta Petinggi lainnya pada masa itu, ternyata pernah bermukim di sana, masih bisa dijumpai beberapa bekasnya,dan banyak lagi nilai jual yang harus dikembangakan disana terang Eddi.
Dengan demikian kita lihat dukungan terhadap kampung Sarugo dari pemeintah setempat cukup baik, dan sekarang kelihatannya akses jalan kesana pun saat ini sudah mulai di perbaiki, harapan kita semoga kedepannya semoga COVID cepat berlalu dan kunjungan wisata kembali rame berdatangan ke Sumatera barat dan juga kepada kampung Sarugo pungkasnya ***
Pewarta :Baron
0 Komentar