Recent Post



Mengenal Lebih Dekat Sosok Maigus Tinus, Bakal Calon Bupati Kabupaten Solok 2020-2025

Crew baritonagari.com Jon Indra (kanan) berbincang dengan bakal calon Bupati Solok Maigus Tinus (kiri), Kamis (6/8)

TALANG, BARITONAGARI.COM - Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Solok 2020 ini, banyak baliho para calon Bupati dan Wakil Bupati bertebaran dimana mana, meskipun belum diumumkan secara resmi oleh KPUD Kabupaten Solok siapa para calon itu yang lolos secara administratif

Salah satu baliho para bakal calon Bupati Solok adalah Maigus Tinus.

Tentu masyarakat bertanya tanya siapa Maigus Tinus ?
 
Crew baritonagari.com, Jon Indra, Kamis (6/8) hari ini sempat berdiskusi dengan Maigus Tinus di kediamanya di Nagari Talang.

Maigus Tinus bergelar adat Manti Batuah, lahir di Nagari Talang, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, 26 Mei 1977. Anak dari pasangan Amir Bey Datuak Marajo, dan ibu Yuramlis.

Lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang taat beragama dan memegang teguh nilai-nilai adat Minangkabau. Filosofi "Jalan Nan Ampek" dipakai Maigus dalam menjalankan bisnisnya. 

Maigus menjalankan perusahaan di bidang facility service (pelayanan fasilitas) untuk gedung, perkantoran, maupun pabrik serta anjungan lepas pantai, dengan wilayah operasional di seluruh Indonesia. Serta quality control (pengawasan kualitas) untuk berbagai perusahaan kelas dunia.
Dengan level pekerjaan kelas dunia, yang terikat dengan berbagai standard ISO yang diaplikasikan dalam perusahaan, membuat Maigus dengan perusahaannya yang berkantor pusat di Jakarta, berhasil merangkul perusahaan kelas atas sebagai client. Di antaranya Bank swasta terbesar yang mempunyai cabang di seluruh Indonesia, perusahaan penambangan minyak bumi asing yang masuk kelompok terbesar dunia, yang melakukan pengeboran minyak bumi maupun gas alam di darat maupun lepas pantai, pabrikan sepeda motor Jepang, dan banyak lagi bisnis Maigus Tinus.

Kehebatan bisnis dan usahanya, tidak membuat Maigus melupakan kampung halamannya. Maigus tertantang untuk membuat kampung halamannya lebih maju lagi. Keinginan membangun nagari di wilayah Kabupaten Solok, inilah yang membangkitkan semangat Maigus untuk ikut bertarung di kancah Pilkada serentak di Kabupaten Solok tahun 2020 ini.

Berbekal pengalamannya memimpin perusahaan yang berskala nasional dan tersebar di berbagai kota besar di Indonesia, dan mengunjungi berbagai daerah di seluruh Indonesia, bertemu dan berdiskusi dengan para kepala daerah yang berprestasi, menjadi sumber inspirasi bagi Maigus untuk menjadi orang nomor satu di Kabupaten Solok.

Jebolan Fakultas llmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, tahun 2001 tersebut saat ini menjadi Ahli Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Umum, Mitra Kementrian Tenaga Kerja RI.

Keberhasilan Maigus tentu tidak lepas dari dukungan istri tercintanya, Kartika Ningsih, lulusan Fakultas Keguruan Sekolah Dasar, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, yang berasal dari Batu Hampa, Payakumbuh. Maigus dikaruniai tiga anak. Yakni Raihan Fajrial Hafiz (8 tahun), Aira Sabia Kanaya (5), dan Mikayla Saqueena Salsabila (2,5).

Maigus Tinus menyebutkan, untuk membangun Kabupaten Solok yang sangat luas, dibutuhkan dukungan seluruh elemen. Termasuk  investor pihak swasta. Sebab, APBD Kabupaten Solok sangat terbatas. Menurutnya, dukungan dari pihak ketiga tersebut akan menjadi akselerasi pembangunan.
Sekretaris Perkumpulan Keluarga Kabupaten Solok (PKKS), saat ini sangat gencar melakukan sosialisasi ke masyarakat. Dukungan terus mengalir seiring dengan komunikasi intensif dengan sejumlah partai politik di Kabupaten Solok. Semakin menguatnya dukungan terhadap dirinya, Maigus menjadi salah satu magnet besar di bursa Pilkada Kabupaten Solok 2020.

Maigus disebut-sebut sebagai sosok pemimpin ideal "zaman now", karena selain masih muda, ia pun dikenal santun dan ramah.

Keinginan Maigus Tinus tidak muncul tiba-tiba untuk maju di eskalasi Pilkada Kabupaten Solok 2020. Maigus mengaku keinginan itu berawal dari berbagai diskusi ke berbagai pihak. Baik di Kabupaten Solok, maupun perantauan di Sumbar dan berbagai daerah di Indonesia. Awalnya, Maigus ingin menghidupkan Perhimpunan Keluarga Kabupaten Solok (PKKS) dan Solok Saiyo Sakato (S3) untuk memaksimalkan peran serta perantau untuk daerah. Sering pulang kampung, membuat Maigus ingin Kabupaten Solok menjadi daerah yang maju secara ekonomi, padu dalam kekeluargaan, serta kuat dalam karakter.

Mendirikan dan besar di perusahaan PT Insekta Fokustama, yang awalnya bergerak maintenance bangunan, Maigus Tinus mengembangkan jaringan bisnisnya di bidang manajemen mutu. Memiliki klien di hotel-hotel, rumah sakit, bangunan pemerintah, Maigus menilai banyak potensi Kabupaten Solok yang memiliki nilai tambah, jika dikelola dengan pengawasan kualitas dan cara pengelolaan yang baik.

Terbiasa menjadi mitra perusahan asing seperti Amerika, Eropa dan Jepang, kredibilitas Maigus menjadi sebuah nilai dan perkembangan perusahaannya.

Turun gunung ke Kabupaten Solok, menurutnya merupakan panggilan untuk mengubah daerah. Konsepnya, menjadikan hal yang tidak ada menjadi ada. Serta pola kerja bisnis penuh inovasi. Hal itu menurutnya berawal dari kenyataan bahwa banyak perusahaan lokal dan nasional tumbang, di tengah kompetisi dengan perusahaan-perusahaan asing.
Terbiasa "bertempur" dengan modal keyakinan dan kuasa Allah, Maigus senantiasa menjaga hubungan. Keraguan berbagai pihak dengan kemunculan dirinya, dinilai Maigus sebagai hal yang normal. Apalagi, kiprahnya di Kabupaten Solok, tidak sebanyak kiprahnya di luar daerah.

Maigus menilai iklim wirausaha di Kabupaten Solok belum terbuka. Sendi-sendi ekonomi Kabupaten Solok sangat rapuh, apalagi jika harus berkompetisi dengan pengusaha-pengusaha global. Menurutnya, industri hulu yang berhilir di pasar tradisional, harus diubah menjadi rantai distribusi yang lebih luas. Sehingga, lapangan kerja lebih terbuka luas.

Kabupaten Solok menurutnya harus membangun SDM yang siap pakai, sehingga mampu mengubah keadaan. Sehingga, bisa mengelola alam dengan kemampuan dan kualitas yang dimiliki. Sehingga, potensi besar yang dimiliki, bisa memberi nilai tambah berganda.

Maigus menegaskan dalam mewujudkan hal itu, Kabupaten Solok harus mampu mengelola ide-ide bernas dan instrumen pendukung yang memadai. Sebagai contoh, membuat universitas berbasis teknologi, IT, hingga eksakta terapan. Sehingga, potensi besar itu, tidak menjadi pasar bagi pihak lain, namun harus dikelola oleh masyarakat Kabupaten Solok sendiri.

Banyaknya kompetitor dalam eskalasi Pilkada Kabupaten Solok saat ini, membuat Maigus sangat bersyukur. Menurutnya, hal itu membuktikan banyak energi positif dan banyak yang ingin berbuat yang terbaik bagi Kabupaten Solok.
Dalam eskalasi Pilkada Kabupaten Solok 2020, Maigus menyerahkan sepenuhnya ke masyarakat untuk menentukan pilihan di Pilkada nanti. Baginya, jika dirinya ditakdirkan untuk orang banyak, apapun hasilnya, dirinya akan ikhlas. Namun, dalam proses saat ini, Maigus mengaku sudah sangat bersyukur. Tidak hanya karena dukungan terus mengalir, namun dirinya juga merasakan dirinya disambut dalam suasana yang hangat di berbagai nagari di Kabupaten Solok.

Optimisme Maigus semakin meninggi, karena dari pengalaman di berbagai daerah di Sumbar dan Indonesia, ada tren generasi muda dipercaya mengambil alih kendali pemerintahan. Menurutnya, anak muda adalah generasi yang berfikir cepat, tidak rumit dan terbuka terhadap perubahan. Bekerja sama, dalam eskalasi politik dengan mengajak semua pihak, membuat energi positif senantiasa bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik.***
(Tim Redaksi)

Posting Komentar

0 Komentar