Recent Post



Budaya "Malamang" Sambut Ramadhan Tetap Eksis di Muaro Pingai

MUARO PINGAI - Telah menjadi adat kebiasaan bagi masyarakat Muaro Pingai Kecamatan Junjung Sirih Kabupaten Solok Sumatera Barat "malamang" setiap akan memasuki bulan suci Ramadhan. 

Tak peduli ditengah pandemi covid-19, induak induak (kaum ibu-red)  di nagari itu,  Siang tadi Selasa (21/04/2020) tetap " Ma api-an Lamang. (memasak beras pulut dengan bambu-red).

Seperti nagari lain di Sumatera Barat,  Lamang itu berbahan beras pulut dicampur santan kelapa,  dengan wadah memasaknya memakai bambu atau yang biasa disebut masyarakat setempat "Talang"

Salah seorang warga di Tugu Muaro Pingai Jusnaini menjelaskan,  Malamang setiap akan memasuki bulan suci Ramadhan telah menjadi kebiasaan di nagarinya. 

" kok indak ka banyak,  sa rueh gai jadi ju ( jika tak bisa banyak satu buluh pun harus-red).

Dikatakanya,  cara memasaknya tetap sama di Sumatera Barat yaitu dengan kayu bakar.

"Sementara buluh bambu yang telah diisi beras pulut dicampur santan dilapisi daun pisang, dijauhkan posisinya dari nyala api, " katanya. 

Namun yang berbeda di nagari itu,  beras pulut yang dipakai adalah beras pulut merah dan dicampur pisang. 

"agak sabatang Lamang Pisang ko paralu ju mah, (walau satu buluh,  Lamang berisi pisang perlu, " ujarnya.

Pantauan media ini di beberapa nagari lain di Sumatera Barat bahan Lamang terbuat dari beras pulut putih dan tidak memakai pisang.***
Editor
Evoe Milee

Posting Komentar

0 Komentar